Hola! Apa kabar teman-teman?
Kangen sama mikapena gak nih? Mikapena kali ini special banget lho, ternyata Indonesia punya banyak kelebihan, terutama di bidang pariwisata dan kulinernya. Nah, apa sih yang special? Yang special adalah mikapena kali ini menerbitkan artikel yang ditulis oleh salah seorang dosen MIK, yaitu Ibu Dewi Turgarini, S.S, MM.Par. Sebelumnya artikel ini sudah diupload di website MIK loooh, keren kan? Pastinya dong. Gimana? udah pada baca belum? Kalau belum, penasaran gak? yuk kita baca artikelnya!
KEMILAU FESTIVAL FASHION DAN UNIKNYA KULINER DI KOTA JEMBER
oleh : Dewi Turgarini, S.S, MM.Par
Kota Jember Propinsi Jawa Timur, di negara Indonesia adalah kota dengan penuh objek wisata yang menarik. Berbagai macam objek wisata tersedia seperti objek wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata religius, wisata kuliner, wisata minat khusus, wisata olahraga, wisata belanja, dan wisata umum. Untuk sekarang ini saya akan membahas wisata minat khusus Jember yaitu MICE Jember Fashion Carnaval dan wisata kuliner khas Jember.
Pada saat orang orang sedang sibuk meniupkan terompet tahun barunya, kota Jember justru konsentrasi merayakan hari lahirnya kota ini sejak 1 Januari 1928. Pada 1 Januari 2001, dilaksanakan Jember Fashion Carnaval yang pertama diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun kota ini.
Dalam perkembangannya Jember menjadi destinasi MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). Dalam dunia international, hal yang sangat popular dalam MICE Jember yaitu Jember Fashion Carnaval sebagai karnaval yang termeriah dan salah satu terbesar di dunia. Jember Fashion Carnaval (Indonesia: Karnaval Busana Jember) atau sering disebut JFC adalah sebuah event karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri JFC Center. Berdirinya Rumah Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari keinginan Dynand Fariz sebagai pendidik di bidang fashion, tidak hanya memahami teori saja tetapi juga terjun langsung sebagai praktisi sehingga tahu persis keadaan di lapangan. Acara Pekan Mode Dynand Fariz dimulai saat seluruh karyawan selama sepekan harus berpakai sesuai dengan trend fashion dunia. Rangkaian acara dilakukan berkeliling kampung dan alun-alun Jember menjadi inspirasi timbulnya gagasan untuk menyelenggarakan JFC.
Banyak peserta berkarnaval, berfashion run way dan dance, di jalan utama kota Jember disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka biasanya terbagi dalam delapan defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan. Defile pertama adalah defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti Jawa, Bali, Sumatera, dan seterusnya. Defile lainnya mengangkat tema fashion yang sedang trend apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan untuk meraih penghargaan-penghargaan. Arena yang digunakan untuk menggelar JFC adalah jalan utama Kota Jember sepanjang 3,6 kilometer. Untuk menuju kota Jember anda dapat menggunakan kendaraan umum, melalui rute Surabaya-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang-Jember.
Wisata kuliner/Gastronomi khas Jember yaitu “Cangkruk”. Cangkruk adalah istilah anak-anak muda daerah Jawa Timuran untuk menyebut kumpul-kumpul bersama temannya. Istilah kerennya semacam nongkrong. Bagi sebagian umat manusia di dunia ini, cangkruk merupakan aktivitas favorit yang biasa di lakukan setiap hari. Di sini, di kota Jember. Kota ini menyimpan banyak tempat cangkruk yang menyediakan kuliner-kuliner unik. Yaitu Wedang Cor Mbah As. Wedang Cor itu bukan Wedang biasa, penampilannya mirip STMJ (Susu, Telur, Madu, Jahe),namun bahan bakunya berbeda. Wedang Cor ini adalah olahan minuman yang terdiri dari bahan baku air jahe, susu, ketan hitam, dan seduhan air panas.
Selanjutnya ada Suwar Suwir yang hampir serupa dengan Dodol dari Kota Garut, yang berbeda adalah menggunakan Tape (Singkong yang difermentasikan) sebagai bahan utamanya dan wujudnya lebih padat dibandingkan dodol yang lunak dan kenyal. Untuk menambah cita rasa Suwar Suwir menggunakan bahan-bahan pendukung lainnya seperti buah sirsak, telur ayam dan gula.
Selain itu terdapat pula Sego Bakar Beras Cerdas (bergas) dari tepung singkong ala Jember. Menu ini dapat anda nikmati di Resto Mister Te, bertempat di jalan Tawangmangu Kelurahan Tegalgede Kecamatan Sumbersari, Jember. Di kota ini pun terdapat Gudeg atau Nasi Pecel di Jember, namun rasanya tidak manis seperti Gudeg asli Yogyakarta, atau pecel Madiun. Begitu juga Rujak Cingur, jangan kaget jika warna bumbunya tidak hitam seperti Rujak Cingur khas Kota Surabaya karena di kota ini bumbunya berwarna putih dengan nuansa coklat.
Apabila suka dengan menu ringan, terdapat pula Angsle. Kendati menu ini juga banyak ditemukan di belahan kota di Jatim lainnya seperti Malang dan Surabaya, namun, Angsle di Jember sedikit beda. Tidak ada Serabi atau ’Petula’ yang terbuat dari beras seperti di Surabaya dan Malang. Juga tidak ada mutiara. Rasa khas Angsle khas Jember, terasa agak pahit-pahit enak karena makanan ringan ini disajikan bersama kacang goreng dan keripik Emping Melinjo.
Bagi penggemar sea food ada satu stan yang berada di tengah-tengah deretan warung tenda seberang alun-alun kota, di Jalan Ciliwung (antara gedung Bank BRI, dan Bank Mandiri eks Bank Exim). Warung Sea Food Cak Sis ini cukup terkenal dengan olahan saus asam manis. Salah satunya adalah Kepiting Asam Manis, dan Kerapu Goreng, rasanya di jamin enak. Penasaran dengan aneka olahan rasa di kota ini, rancanglah waktu bersama keluarga berkunjung ke kota ini.
Sumber:
http://mik.upi.edu/2013/04/03/kemilau-festival-fashion-dan-uniknya-kuliner-di-kota-jember/
Waah, beneran keren kan teman-teman? Ternyata kota Jember punya tempat wisata dan kuliner yang terkenal ya, bahkan sampai dunia internasional lho.. setelah membaca artikel di atas pasti makin banyak tau kan? Jangan ketinggalan untuk baca mikapena edisi selanjutnya ya...
Komentar
Posting Komentar